intensitas dan beban latihan dapat diukur dengan cara melihat

Untukmengukur intensitas kita dalam berlatih, terdapat 3 cara berbeda yang bisa dipiilih. Namun, kemungkinan Anda memerlukan beberapa kali percobaan guna mengetahui cara apa yang paling cocok untuk jenis latihan yang Anda kerjakan. 1. Test Berbicara. Cara termudah yang bisa dilakukan dalam mengetahui intensitas kita dalam berlatih adalah test Beban(intensitas dan durasi) yang dapat diukur dari kemampuaanya dalam melakukan gerakan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian bagian anatomy dalam melakukan variasi gerakan. • Kelentukan statis dapat dilatih dengan latihan perenggangan yang sering dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas SMA Kelas 12 / Penjaskes PJOK - Penilaian Akhir Semester SMA Kelas 12 intensitas dan beban latihan dapat di ukur dengan cara melihat A. Denyut Nadi B. Pernapasan C. Kondisi Tubuh D. Tingkat Emosi E. Banyak Tidakanya keringat yang keluar Pilih jawaban kamu: A B C D E Soal Selanjutnya > Intensitasdan beban latihan dapat diukur dengan cara melihat. a. Denyut nadi b. Pernapasan c. Kondisi Tubuh d. Tingkat emosi e. Banyak tidaknya keringat yang keluar Jawaban : a 5. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan pernapasan, serta mengambil dan menyuplai oksigen disebut. a. Sistem aerobik b. Komposisi tubuh c. Daya tahan tubuh intensitas(beban dan kecepatan) dan frekuensi latihan. Intensitas latihan menunjukan komponen kualitatif performa kerja yang dilakukan selama latihan waktu tertentu. Derajat intensitas dapat diukur berdasarkan tipe olahraga (Bompa, 1994). Intensitas submaksimal merupakan intensitas yang tingkat pembebanannya antara sedang dan tinggi. Latihan Warum Flirten Männer In Einer Beziehung. a. Intensitas Latihan Hidayat 199053 menyatakan, “Semua gerakan yang eksplosif memerlukan energi yang besar”. Ini berarti pengeluaran energi merupakan indikasi tingkat intensitas suatu pekerjaan. Tentang intensitas latihan oleh Moeloek 198412 dijelaskan, “Intensitas latihan menyatakan beratnya latihan”. Kemudian Chu 198913 menyatakan, “Intensity is effort involved in performing a given task”. Jadi intensitas latihan adalah besarnya beban latihan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Untuk mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan adalah dengan mengukur denyut jantungnya. Cara mengukur intensitas ini oleh Harsono 1988115 dijelaskan, “Intensitas latihan dapat diukur dengan berbagai cara, yang paling mudah adalah dengan cara mengukur denyut jantung heart rate”. Selanjutnya Katch dan Mc Ardle yang dikutip oleh Harsono 1988116 menjelaskan 1 Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut jantung/nadi dengan rumus denyut nadu meksimum DNM = 220 – umur dalam tahun. Jadi seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200. 2 Takaran intensitas latihan a. Untuk olahraga prestasi antara 80%-90% dari DNM. Jadi bagi atlet yang berumur 20 tahun tersebut taakaran intensitas yang harus dicapainya dalam latihan adalah 80%-90% dari 200 = 160 sampai dengan 180 denyut nadi/menit. b. Untuk olahraga kesehatan antara 70%-85% daari DNM. Jadi untuk orang yang berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga kesehatan dan kondisi fisik, takaaran intensitas latihannya sebaiknya adalah70%-85% kaali 220 – 40, sama dengan 126 s/d 153 denyut nadi/menit. Angka-angka 160 s/d 180 denyut nadi/menit dan 126 s/d 153 denyut nadi/menit menunjukan bahwa atlet yang berumur 20 tahun dan oraaang yang berumum 40 tahun tersebut berlatih dalam training sensitive zone, atau secara singkat biasanya disebut training zone. c. Lamanya berlatih di dalam training zone – Untuk olah raga prestasi 45 – 120 menit – Untuk olahraga kesehatan 20 – 30 menit b. Volume Latihan Dalam suatu latihan biasanya berisi drill-drill atau bentuk-bentuk latihan. Isi latihan atau banyaknya tugas yang harus diselesaikan ini disebut volume latihan. Tentang hal ini oleh Chu 198913 dijelaskan, “Volume is the total work performed is single work art session or cycle”. Sedangkan mengenai pentingnya volume latihan oleh Bompa 199357 dikatakan, “As an athlete approaches the stage of high performance, the overall volume training becomes more important”. Hal ini mengisyaratkan bahwa setiap latihan harus memperhatikan volume selain dari intensitas latihannya. c. Frekuensi Latihan Sama halnya dengan volume latihan, frekuensi latihanpun memiliki hubungan dengaan intensitas dan lamanya latihan. Makin tinggi intensitas dan makin lama waktu tiap latihan maka frekuensi latihannyapun makin sedikit. Hal ini merupakan indikasi bahwa banyaknya pertemuan atau ulangan latihan menunjukan frekuensi latihannya. Mengenai hal ini Moeloek 198414 menjelaskan, “Frekuensi latihan adalah ulangaan latihan yang dilakukan dalam jangka waktu satu minggu.” Kemudian Chu 198914 mengemukakan, “Frequency is the number of time an exercise is performed repetition as well as the number of time exercise session take place during a training cycle”. Dengan demikian maka dalam latihan tendangan dollyo hal-hal tersebut di ataas perlu diperhatikan dengan seksama, karena akan menentukan suatu kualitas latihan. Tentang kualitas latihan oleh Weineck yang dikutip Hidayat 199021 dijelaskan, “Kualitas latihan berhubungan erat dengan perbandingan antara intensitas dengan volume.” Selanjutnya Harsono 1988118 mengemukakan sebagai berikut Latihan yang bermutu adalah apabila latihan dan drill-drill yang diberikan memang benar-benaar sesuai dengan kebutuhan atlet apabila koreksi-koreksi yang konstruktif sering diberikan, apabila pengawasan dilakukan oleh pelatih sampai ke detail-detail gerakan, dan apabila prinsip-prinsip overload diterapkan baik dalam segi fisik maupun mental atlet. d. Masa Pulih Masa pulih atau recovery dari setiap penyelesaian suatu tugas adalah hal yang perlu diperhatikan karena menyangkut kesiapan tubuh umumnya dan otot-otot khususnya untuk menerima beban tugas berikutnya. Mengenai masa pulih ini, Brittenham 199612 menjelaskan sebagai berikut Adaptasi fisik terjadi pada saat istirahat, karena pada waktu itu tubuh membangun persiapan untuk gerakan berikutnya. Maka istirahat yang cukup akan memberikan hasil yang maksimal. Jika anda terlalu giat berlatih dan tidak memberikan kesempatan tubuh beristirahat diantara tiap sesi latihan, maka anda akan mengalami kelelahan atau bahkan kemunduran. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan latihan harus memperhatikan intensitas, volume, frekuensi dan masa pulih. Hal ini dilakukan agar efektivitas dan efesiensi latihan semakin lebih baik. Hello Kawan Mastah, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang intensitas dan beban latihan fisik yang dapat diukur dengan cara melihat. Sebagai seorang atlet atau pecinta olahraga, kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah ini. Intensitas dan beban latihan adalah dua faktor penting yang harus kamu perhatikan dalam melakukan latihan agar mendapatkan hasil yang optimal. Sebelum membahas lebih lanjut tentang cara mengukur intensitas dan beban latihan, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa arti dari kedua istilah tersebut. Intensitas latihan mengacu pada seberapa keras atau berat latihan yang dilakukan. Intensitas latihan dapat diukur dengan berbagai cara, seperti menggunakan monitor detak jantung atau penghitungan waktu recovery setelah melakukan latihan. Sementara itu, beban latihan mengacu pada jumlah berat atau resistensi yang diangkat atau ditahan selama latihan. Beban latihan dapat diukur dengan menggunakan peralatan khusus seperti barbel dan kettlebell, atau dengan menggunakan berat badan tubuh sendiri. Mengukur Intensitas dan Beban Latihan dengan cara Melihat Secara umum, intensitas dan beban latihan dapat diukur dengan menggunakan berbagai teknik dan peralatan khusus seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, ada juga cara sederhana untuk mengukur kedua faktor ini yaitu dengan cara melihat. Melihat Warna Kulit Warna kulit dapat memberikan petunjuk tentang seberapa kuat intensitas latihan yang dilakukan. Saat melakukan latihan keras, aliran darah meningkat dan memberikan lebih banyak oksigen ke sel-sel kulit, yang menghasilkan warna kulit yang berbeda. Semakin merah warna kulit, semakin tinggi intensitas latihan yang dilakukan. Melihat Frekuensi Nafas Frekuensi nafas dapat menjadi indikator intensitas latihan. Semakin cepat dan dalam nafas, semakin tinggi intensitas latihan yang dilakukan. Melihat Kepala dan Wajah Pada saat melakukan latihan yang berat, kamu akan sering menggerakan kepala dan wajahmu ke atas dan ke bawah. Semakin cepat gerakan kepala dan wajah, semakin tinggi intensitas latihan yang dilakukan. Melihat Jumlah Repetisi Jumlah repetisi dalam satu set juga dapat memberikan petunjuk tentang tingkat intensitas dan beban latihan yang dilakukan. Semakin banyak repetisi dalam satu set, semakin tinggi intensitas dan beban latihan yang dilakukan. Melihat Waktu Istirahat Antara Set Waktu istirahat antara set juga dapat memberikan petunjuk tentang intensitas dan beban latihan yang dilakukan. Semakin singkat waktu istirahat, semakin tinggi intensitas dan beban latihan yang dilakukan. Keuntungan Mengukur Intensitas dan Beban Latihan Mengukur intensitas dan beban latihan sangat penting untuk membantu atlet dan pecinta olahraga mencapai hasil yang optimal dalam latihan. Dengan mengetahui intensitas dan beban latihan yang tepat, kamu dapat menyesuaikan program latihan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, pengukuran intensitas dan beban latihan juga dapat membantu menghindari cedera dan kelelahan otot. Dengan mengetahui batas intensitas dan beban latihan yang dapat ditoleransi oleh tubuh, kamu dapat menghindari overtraining yang dapat berdampak buruk pada kesehatan. FAQ tentang Intensitas dan Beban Latihan Pertanyaan Jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan intensitas latihan? Intensitas latihan mengacu pada seberapa keras atau berat latihan yang dilakukan. 2. Apa yang dimaksud dengan beban latihan? Beban latihan mengacu pada jumlah berat atau resistensi yang diangkat atau ditahan selama latihan. 3. Mengapa penting untuk mengukur intensitas dan beban latihan? Mengukur intensitas dan beban latihan penting untuk membantu atlet dan pecinta olahraga mencapai hasil yang optimal dalam latihan serta menghindari cedera dan kelelahan otot. 4. Apa yang dapat dipakai untuk mengukur intensitas dan beban latihan? Peralatan khusus seperti monitor detak jantung, penghitungan waktu recovery, barbel, dan kettlebell dapat digunakan untuk mengukur intensitas dan beban latihan. 5. Apa saja petunjuk visual yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas dan beban latihan? Warna kulit, frekuensi nafas, gerakan kepala dan wajah, jumlah repetisi dalam satu set, dan waktu istirahat antara set dapat dijadikan petunjuk visual untuk mengukur intensitas dan beban latihan. Kesimpulan Kesimpulannya, intensitas dan beban latihan adalah dua faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan fisik. Meskipun terdapat berbagai teknik dan peralatan khusus untuk mengukur kedua faktor ini, kamu juga dapat menggunakan cara sederhana seperti melihat warna kulit, frekuensi nafas, gerakan kepala dan wajah, jumlah repetisi dalam satu set, dan waktu istirahat antara set. Dengan mengetahui intensitas dan beban latihan yang tepat, kamu dapat menyesuaikan program latihan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan menghindari cedera dan kelelahan otot. Selamat berlatih! Intensitas dan Beban Latihan Dapat Diukur dengan Cara Melihat Intensitas latihan adalah salah satu elemen penting yang dapat memengaruhi efektivitas olahraga yang Anda lakukan. Olahraga dengan intensitas rendah tentu bermanfaat untuk kesehatan. Namun, meningkatkan intensitas latihan akan membantu membakar kalori lebih banyak, sehingga manfaatnya untuk kebugaran lebih cepat terasa. Perlu diingat bahwa intensitas latihan terlalu berat melebihi kemampuan tubuh malah dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan. Maka dari itu, penting sekali mengetahui intensitas latihan yang paling tepat sesuai kondisi fisik Anda. Apa itu intensitas latihan pada olahraga? Intensitas latihan mengacu pada seberapa keras tubuh bekerja selama melakukan suatu aktivitas fisik. Intensitas latihan yang ideal bagi setiap orang dapat beragam tergantung pada tingkat kebugaran Anda saat ini serta sasaran kesehatan dan kebugaran yang ingin dicapai di masa depan. Biasanya intensitas latihan terbagi menjadi rendah, sedang, dan berat. Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang maksimal, maka dalam berolahraga Anda harus melakukan sesuai intensitas yang bisa Anda capai, tidak terlalu rendah, tidak juga terlalu berlebihan. Manfaat mengukur intensitas latihan Intensitas latihan adalah salah satu elemen terpenting saat berolahraga. Dengan melakukan latihan yang tepat sesuai intensitas yang cocok untuk Anda, maka tubuh akan menjadi lebih kuat dan bugar. Anda juga akan melihat dan merasakan perubahan positif pada berat badan, persentase lemak tubuh, daya tahan, serta kekuatan. Dengan mengukur intensitas latihan, Anda dapat mengetahui tahap intensitas latihan yang paling sesuai bagi Anda untuk mendapatkan hasil yang optimal dari aktivitas olahraga. Pasalnya, berlatih dengan intensitas yang terlalu rendah dapat mengurangi efektivitas latihan sementara intensitas terlalu berat dapat membahayakan kesehatan, termasuk meningkatkan risiko cedera. Cara mengukur intensitas latihan Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas latihan, yakni bersifat subjektif dengan berdasarkan pada perasaan Anda serta bersifat objektif dengan mengukur irama detak jantung. 1. Berdasarkan perasaan Cara pertama untuk mengukur intensitas latihan adalah berlandaskan pada perasaan Anda. Artinya, intensitas diukur secara subjektif dengan merasakan seberapa keras aktivitas fisik yang Anda lakukan. Pengerahan tenaga yang Anda lakukan saat melakukan suatu aktivitas mungkin berbeda dengan apa yang dirasakan oleh orang lain. Anda mungkin sudah sangat lelah dan kehabisan napas saat jogging 500 meter, sementara orang yang lebih bugar dapat jogging sejauh 1 km dan masih terlihat baik-baik saja. Sehingga bagi Anda, jogging 500 meter sudah termasuk olahraga dengan intensitas berat sementara bagi orang lain masih termasuk intensitas ringan. Meski bersifat subjektif, tapi tetap ada beberapa ciri yang membedakan tiap tingkat intensitas. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu menilai intensitas latihan. a. Intensitas olahraga sedang Olahraga sedang biasanya akan terasa agak berat. Beberapa tanda yang dialami tubuh saat Anda sedang melakukan olahraga intensitas sedang antara lain Napas bertambah cepat, tetapi tidak sampai kehabisan mulai sedikit berkeringat setelah sekitar 10 menit bisa lancar berbicara, tetapi sudah kesulitan untuk bernyanyi. b. Intensitas latihan yang berat Olahraga berat akan terasa menantang di tubuh. Berikut ini tanda yang biasanya dirasakan saat seseorang sedang melakukan olahraga dengan intensitas tinggi Napas dalam dan setelah hanya beberapa menit dapat mengucapkan lebih dari beberapa kata tanpa berhenti sejenak untuk menarik napas. c. Terlalu memaksakan diri Intensitas latihan terlalu berat atau memaksakan diri terlalu keras saat Anda merasa sesak napas, kesakitan atau tidak dapat berolahraga selama yang direncanakan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Anda sudah berolahraga di luar kemampuan yang sesuai dengan tingkat kebugaran Anda. 2. Berdasarkan detak jantung Cara mengukur intensitas latihan yang lebih objektif bisa dilakukan dengan melihat detak jantung. Semakin tinggi detak jantung selama latihan fisik, berarti semakin tinggi juga intensitas latihan yang dilakukan. Untuk menggunakan cara ini, Anda terlebih dahulu harus mengetahui detak jantung maksimal dan detak jantung istirahat yang Anda miliki, seperti berikut ini Detak jantung maksimal dapat diperoleh dari rumus 220 – usia Anda.Detak jantung istirahat dihitung saat tubuh dalam kondisi santai seperti misalnya di pagi hari saat bangun tidur. Umumnya detak jantung istirahat orang dewasa berkisar antara 60-100 kali per menit. Melansir dari Mayo Clinic yang mengutip The American Heart Association, disebutkan bahwa target detak jantung yang direkomendasikan selama latihan adalah sebagai berikut Intensitas olahraga sedang 50% hingga sekitar 70% dari detak jantung maksimumIntensitas olahraga yang tinggi 70% hingga sekitar 85% dari detak jantung maksimum Dengan mencapai target detak jantung tersebut, maka pembakaran lemak di tubuh bisa berlangsung lebih maksimal. Intensitas latihan yang Anda lakukan pun bisa lebih sesuai dengan kondisi fisik. Anda bisa menghitung detak jantung ideal yang perlu dicapai selama berolahraga menggunakan metode heart rate reserve HRR. Berikut tahapan menghitungnya 1. Tentukan detak jantung maksimal Jika Anda berusia 30 tahun maka detak jantung maksimal Anda adalah 220-30 = 190 kali per menit. 2. Hitung detak jantung istirahat Hitung detak jantung istirahat, misalnya setelah bangun tidur. Hitung detak dalam waktu satu menit dan catat hasilnya. Anggap detak jantung istirahat Anda adalah 75 kali per menit. 3. Hitung angka HRR Heart rate reserve atau HRR dihitung dengan rumus detak jantung maksimal – detak jantung istirahat. Jadi angka HRR sesuai contoh adalah 190 – 75 = 115 kali per menit 4. Hitung batas bawah dan atas target detak jantung yang ingin dicapai sesuai intensitas Untuk latihan intensitas tinggi, frekuensi detak jantung bisa naik hingga 70% – 85% dari frekukensi detak jantung maksimal. Maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut 70% batas bawah target intensitas tinggi x 115 HRR = 80,5 dibulatkan menjadi 80Lalu, tambahkan target detak jantung batas bawah yaitu 80 dengan detak jantung istirahat yaitu 75 sehingga didapatkan 155 kali per menit. Setelah itu, untuk menghitung batas atas detak jantung saat Anda melakukan intensitas latihan yang berat caranya masih sama, yaitu 85% batas atas target intensitas tinggi x 115 HRR = 97,75 dibualatkan menjadi 98Lalu, tambahkan target detak jantung batas atas yaitu 98 dengan detak jantung istirahat yaitu 75 sehingga didapatkan 173 kali per menit. Artinya, Anda sudah masuk intensitas latihan yang tinggi ketika jantung sudah berdetak 155 – 173 kali per menit . Untuk menghitung intensitas sedang, caranya sama. Anda hanya perlu mengganti presentase batas atas dan bawah dari target intensitas sedang. Contoh dari olahraga berdasarkan intensitas Intensitas ringan berjalan lambat, bersepeda lambat, bowling, latihan peregangan, gentle yogaIntensitas sedang jalan cepat, bersepeda lebih cepat, voli, softball, tenis, aerobik air, yoga, dansaIntensitas berat lari, bersepeda cepat >16 km/jam, aerobik, hiking, sepak bola, bola basket, naik turun tangga dengan cepat Mengetahui intensitas latihan yang sedang atau akan dilakukan penting untuk membantu menyusun rencana olahraga Anda. Mulailah dengan intensitas yang sesuai dengan kondisi fisik Anda, misalnya mulai dari rendah, lalu lama kelamaan naik ke sedang, dan terakhir ke intensitas berat. Referensi Better Health 20 Mei 2022 Mayoclinic 20 Mei 2022 Very Well Fit 20 Mei 2022 CDC 20 Mei 2022 Mengukur Intensitas Latihan, Berlebihan atau Tidak?Mengetahui intensitas latihan adalah salah satu hal yang perlu diketahui saat Anda melakukan jenis olahraga apa pun. Sayangnya, tidak semua orang tahu cara mengukur intensitas latihan. Padahal, intensitas latihan sangat subjektif, bisa berbeda-beda untuk setiap orang, tergantung kondisi fisiknya. Apa itu intensitas latihan? Intensitas latihan adalah ukuran kekuatan yang mengacu pada seberapa keras tubuh Anda bekerja selama melakukan aktivitas fisik atau olahraga. Tujuan latihan kebugaran jasmani dan kondisi Anda saat ini akan menentukan intensitas latihan yang ideal untuk Anda. Memulai olahraga dengan cara sederhana dan intensitas yang tepat dapat membantu Anda mendapatkan manfaat olahraga rutin secara maksimal. Centers for Disease Control and Prevention CDC membagi intensitas latihan menjadi dua jenis. 1. Moderate intensity intensitas latihan sedang Moderate intensity adalah jenis latihan yang biasanya mengacu pada hitungan detak jantung yang meningkat. Anda mungkin merasakannya saat bermain tenis lapangan, bersepeda santai, dan senam aerobik. Anda juga akan mulai merasa berkeringat, napas terasa lebih berat, masih bisa berbicara tetapi tidak dalam percakapan panjang seperti ngobrol dan bernyanyi. 2. Vigorous intensity intensitas berat Olahraga dengan intensitas berat adalah jenis latihan yang dapat menguras energi Anda sehingga terkadang membuat napas Anda tersengal saat harus bicara. Saat mencoba latihan intensitas berat, jantung berdetak dengan sangat cepat dan sulit bernapas, seperti saat berenang, jogging, dan lompat tali. Apa manfaat mengetahui intensitas latihan? Manfaat mengetahui intensitas latihan adalah untuk membantu Anda memilih jenis olahraga yang cocok untuk kondisi Anda saat ini. Hal ini diperlukan untuk mencegah risiko berbagai jenis cedera olahraga atau timbulnya masalah kesehatan akibat meremehkan intensitas latihan saat berolahraga. Ketika Anda berolahraga dengan intensitas yang cukup, tubuh lebih mampu menjaga daya tahan selama berolahraga. Alhasil, olahraga dengan intensitas yang pas memberikan hasil yang optimal, terlihat pada perubahan berat badan, persentase lemak, dan daya tahan tubuh. Selain itu, Anda perlu memahami panduan olahraga intensitas tinggi pada wanita yang mungkin memiliki perbedaan dengan pria untuk mengurangi risiko cedera selama berolahraga. Cara mengetahui intensitas latihan yang pas adalah dengan melakukan beberapa tes atau pengukuran selama olahraga. Saat melakukannya, Anda mungkin membutuhkan beberapa kali percobaan atau eksperimen. Hal tersebut bertujuan untuk mencari tahu metode mana yang sekiranya paling pas untuk kegiatan olahraga yang Anda lakukan. Berikut ini cara mengukur intensitas olahraga yang bisa Anda coba sendiri. 1. The talk test Cara pertama yang bisa Anda gunakan untuk mengukur intensitas adalah the talk test, yaitu tes bicara saat olahraga. Cara ini termasuk yang paling simple atau mudah dalam menentukan seberapa tinggi intensitas yang Anda lakukan. Olahraga masih dalam intensitas sedang jika Anda bisa berbicara, tapi tidak bisa menyanyi saat berolahraga. Bila hanya bisa mengucapkan sepatah dua patah kata saat berolahraga, Anda melakukan olahraga yang cukup berat. Ketika tidak bisa berbicara sama sekali saat sedang berolahraga, artinya Anda berolahraga di luar kemampuan Anda. Sebaliknya, Anda terhitung tidak berolahraga dengan benar jika masih bisa menyanyi dengan kencang saat berolahraga. 2. Target heart rate Cara kedua yang bisa Anda pilih untuk mengukur intensitas latihan adalah menggunakan target heart rate. Sebelum menggunakan metode ini, Anda harus mengukur detak jantung normal dan maksimum yang bisa Anda capai saat melakukan aktivitas fisik. Anda juga bisa mengukur detak jantung menggunakan fitur kalkulator detak jantung. Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, Anda bisa mengukur detak jantung dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia Anda saat ini. Ambil contoh, Anda berusia 30 tahun, maka kurangi 220 dengan 30. Hasilnya adalah 190. Angka 190 adalah angka maksimum rata-rata dari kecepatan detak jantung tiap menit saat berolahraga. Ini berarti detak jantung rata-rata Anda sebaiknya tidak melebihi 190 selama berolahraga. Ketika lari di atas treadmill, perhatikan detak jantung rata-rata Anda. Jika kurang dari 190, kecepatan lari sudah pas dengan kemampuan Anda. Anda juga bisa mengukur intensitas olahraga dari detak jantung menggunakan fitur pada smartwatch atau aplikasi dalam smartphone. Saat joging atau angkat beban dan detak jantung rata-rata menunjukkan angka di atas batas maksimum, Anda harus mengurangi kecepatan lari atau berat beban. 3. Exertion rating scale Cara terakhir yang bisa Anda gunakan untuk mengukur intensitas latihan adalah exertion rating scale. Pengukuran intensitas ini berpatokan pada tanda-tanda yang muncul dari tubuh. Jika intensitas olahraga yang Anda lakukan masih tergolong sedang, tubuh akan menunjukkan tanda seperti napas menjadi lebih cepat, tetapi masih bisa bernapas dengan cukup baik. Selain itu, Anda mulai berkeringat setelah berolahraga selama kurang lebih 10 menit. Anda juga masih bisa berbicara meski sudah tidak bisa bernyanyi. Sementara, olahraga dengan intensitas berat membuat napas Anda lebih cepat hingga Anda sudah mulai kesulitan berbicara. Saat itu, Anda hanya bisa mengucapkan sepatah atau dua patah kata saja. Kondisi ini juga dapat menyebabkan Anda berkeringat secara berlebihan meski baru olahraga beberapa menit saja. Jika berolahraga secara berlebihan atau sudah di luar batas kemampuan Anda, berikut ini hal-hal yang mungkin akan Anda rasakan kehabisan napas, tubuh terasa sakit, tidak dapat kembali berolahraga dalam waktu lama, dan terjadi cedera. Untuk mencegah risiko ini terjadi, Anda perlu beristirahat cukup atau pemulihan olahraga. Intensitas latihan adalah salah satu elemen penting yang dapat memengaruhi efektivitas olahraga yang Anda lakukan. Olahraga dengan intensitas rendah tentu bermanfaat untuk kesehatan. Namun, meningkatkan intensitas latihan akan membantu membakar kalori lebih banyak, sehingga manfaatnya untuk kebugaran lebih cepat terasa. Perlu diingat bahwa intensitas latihan terlalu berat melebihi kemampuan tubuh malah dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan. Maka dari itu, penting sekali mengetahui intensitas latihan yang paling tepat sesuai kondisi fisik Anda. Apa itu intensitas latihan pada olahraga? Intensitas latihan mengacu pada seberapa keras tubuh bekerja selama melakukan suatu aktivitas fisik. Intensitas latihan yang ideal bagi setiap orang dapat beragam tergantung pada tingkat kebugaran Anda saat ini serta sasaran kesehatan dan kebugaran yang ingin dicapai di masa depan. Biasanya intensitas latihan terbagi menjadi rendah, sedang, dan berat. Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang maksimal, maka dalam berolahraga Anda harus melakukan sesuai intensitas yang bisa Anda capai, tidak terlalu rendah, tidak juga terlalu berlebihan. Manfaat mengukur intensitas latihan Intensitas latihan adalah salah satu elemen terpenting saat berolahraga. Dengan melakukan latihan yang tepat sesuai intensitas yang cocok untuk Anda, maka tubuh akan menjadi lebih kuat dan bugar. Anda juga akan melihat dan merasakan perubahan positif pada berat badan, persentase lemak tubuh, daya tahan, serta kekuatan. Dengan mengukur intensitas latihan, Anda dapat mengetahui tahap intensitas latihan yang paling sesuai bagi Anda untuk mendapatkan hasil yang optimal dari aktivitas olahraga. Pasalnya, berlatih dengan intensitas yang terlalu rendah dapat mengurangi efektivitas latihan sementara intensitas terlalu berat dapat membahayakan kesehatan, termasuk meningkatkan risiko cedera. Cara mengukur intensitas latihan Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas latihan, yakni bersifat subjektif dengan berdasarkan pada perasaan Anda serta bersifat objektif dengan mengukur irama detak jantung. 1. Berdasarkan perasaan Cara pertama untuk mengukur intensitas latihan adalah berlandaskan pada perasaan Anda. Artinya, intensitas diukur secara subjektif dengan merasakan seberapa keras aktivitas fisik yang Anda lakukan. Pengerahan tenaga yang Anda lakukan saat melakukan suatu aktivitas mungkin berbeda dengan apa yang dirasakan oleh orang lain. Anda mungkin sudah sangat lelah dan kehabisan napas saat jogging 500 meter, sementara orang yang lebih bugar dapat jogging sejauh 1 km dan masih terlihat baik-baik saja. Sehingga bagi Anda, jogging 500 meter sudah termasuk olahraga dengan intensitas berat sementara bagi orang lain masih termasuk intensitas ringan. Meski bersifat subjektif, tapi tetap ada beberapa ciri yang membedakan tiap tingkat intensitas. Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu menilai intensitas latihan. a. Intensitas olahraga sedang Olahraga sedang biasanya akan terasa agak berat. Beberapa tanda yang dialami tubuh saat Anda sedang melakukan olahraga intensitas sedang antara lain Napas bertambah cepat, tetapi tidak sampai kehabisan napas. Anda mulai sedikit berkeringat setelah sekitar 10 menit latihan. Masih bisa lancar berbicara, tetapi sudah kesulitan untuk bernyanyi. b. Intensitas latihan yang berat Olahraga berat akan terasa menantang di tubuh. Berikut ini tanda yang biasanya dirasakan saat seseorang sedang melakukan olahraga dengan intensitas tinggi Napas dalam dan cepat. Berkeringat setelah hanya beberapa menit beraktivitas. Tidak dapat mengucapkan lebih dari beberapa kata tanpa berhenti sejenak untuk menarik napas. c. Terlalu memaksakan diri Intensitas latihan terlalu berat atau memaksakan diri terlalu keras saat Anda merasa sesak napas, kesakitan atau tidak dapat berolahraga selama yang direncanakan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa Anda sudah berolahraga di luar kemampuan yang sesuai dengan tingkat kebugaran Anda. 2. Berdasarkan detak jantung Cara mengukur intensitas latihan yang lebih objektif bisa dilakukan dengan melihat detak jantung. Semakin tinggi detak jantung selama latihan fisik, berarti semakin tinggi juga intensitas latihan yang dilakukan. Untuk menggunakan cara ini, Anda terlebih dahulu harus mengetahui detak jantung maksimal dan detak jantung istirahat yang Anda miliki, seperti berikut ini Detak jantung maksimal dapat diperoleh dari rumus 220 – usia Anda. Detak jantung istirahat dihitung saat tubuh dalam kondisi santai seperti misalnya di pagi hari saat bangun tidur. Umumnya detak jantung istirahat orang dewasa berkisar antara 60-100 kali per menit. Melansir dari Mayo Clinic yang mengutip The American Heart Association, disebutkan bahwa target detak jantung yang direkomendasikan selama latihan adalah sebagai berikut Intensitas olahraga sedang 50% hingga sekitar 70% dari detak jantung maksimum Intensitas olahraga yang tinggi 70% hingga sekitar 85% dari detak jantung maksimum Dengan mencapai target detak jantung tersebut, maka pembakaran lemak di tubuh bisa berlangsung lebih maksimal. Intensitas latihan yang Anda lakukan pun bisa lebih sesuai dengan kondisi fisik. Anda bisa menghitung detak jantung ideal yang perlu dicapai selama berolahraga menggunakan metode heart rate reserve HRR. Berikut tahapan menghitungnya 1. Tentukan detak jantung maksimal Jika Anda berusia 30 tahun maka detak jantung maksimal Anda adalah 220-30 = 190 kali per menit. 2. Hitung detak jantung istirahat Hitung detak jantung istirahat, misalnya setelah bangun tidur. Hitung detak dalam waktu satu menit dan catat hasilnya. Anggap detak jantung istirahat Anda adalah 75 kali per menit. 3. Hitung angka HRR Heart rate reserve atau HRR dihitung dengan rumus detak jantung maksimal – detak jantung istirahat. Jadi angka HRR sesuai contoh adalah 190 – 75 = 115 kali per menit 4. Hitung batas bawah dan atas target detak jantung yang ingin dicapai sesuai intensitas Untuk latihan intensitas tinggi, frekuensi detak jantung bisa naik hingga 70% - 85% dari frekukensi detak jantung maksimal. Maka cara menghitungnya adalah sebagai berikut 70% batas bawah target intensitas tinggi x 115 HRR = 80,5 dibulatkan menjadi 80 Lalu, tambahkan target detak jantung batas bawah yaitu 80 dengan detak jantung istirahat yaitu 75 sehingga didapatkan 155 kali per menit. Setelah itu, untuk menghitung batas atas detak jantung saat Anda melakukan intensitas latihan yang berat caranya masih sama, yaitu 85% batas atas target intensitas tinggi x 115 HRR = 97,75 dibualatkan menjadi 98 Lalu, tambahkan target detak jantung batas atas yaitu 98 dengan detak jantung istirahat yaitu 75 sehingga didapatkan 173 kali per menit. Artinya, Anda sudah masuk intensitas latihan yang tinggi ketika jantung sudah berdetak 155 – 173 kali per menit . Untuk menghitung intensitas sedang, caranya sama. Anda hanya perlu mengganti presentase batas atas dan bawah dari target intensitas sedang. Contoh dari olahraga berdasarkan intensitas Intensitas ringan berjalan lambat, bersepeda lambat, bowling, latihan peregangan, gentle yoga Intensitas sedang jalan cepat, bersepeda lebih cepat, voli, softball, tenis, aerobik air, yoga, dansa Intensitas berat lari, bersepeda cepat >16 km/jam, aerobik, hiking, sepak bola, bola basket, naik turun tangga dengan cepat Mengetahui intensitas latihan yang sedang atau akan dilakukan penting untuk membantu menyusun rencana olahraga Anda. Mulailah dengan intensitas yang sesuai dengan kondisi fisik Anda, misalnya mulai dari rendah, lalu lama kelamaan naik ke sedang, dan terakhir ke intensitas berat. Jika Anda masih punya pertanyaan seputar intensitas olahraga yang sesuai dengan riwayat penyakit yang Anda punya, bisa berkonsultasi langsung dengan dokter lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.

intensitas dan beban latihan dapat diukur dengan cara melihat